CARA AMPUH MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN HIDUP

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
 ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ?

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”Qs. Al-Ankabut : 2-3“ 

Sebenarnya Allah sudah tahu siapa yang beriman dan siapa yang tidak. Tapi tetap Dia menguji dan mencoba manusia Agar manusia menjadi tahu bahwa untuk meraih sesuatu itu harus melalui proses. Tidak ada yang instant.

Apakah ujian dan cobaan itu hanya berlaku untuk orang masa kini saja ? Tidak, orang masa lalu pun diuji dan dicoba oleh Allah. Begitu pula orang-orang di masa  mendatang, Lalu bagaimanakah menyikapi ujian dan cobaan dari Allah itu ? Saat kita diuji dengan berbagai macam kemudahan, kekuasaan, kesuksesan, kelancaran, kenikmatan. Maka banyak-banyak bersyukurlah kepadaNya, Cara bersyukurnya bagaimana ? Manfaatkan semua fasilitas yang telah dimilikinya untuk menambah lahan amal kebajikan atau amal saleh yang Allah ridhoi. Jangan menunggu datangnya situasi yang sebaliknya, yang ada hanya penyesalan. Kenapa gak dari dulu aku berbuat, sekarang aku sudah gak bisa apa2 lagi. Dan saat kita dicoba dengan berbagai macam masalah, kesusahan, penderitaan, kesengsaraan, kegagalan dalam hidup, maka janganlah putus asa, Akan tetapi kita harus bersabar sambil berikhtiar, berusaha. Dan jangan lupa dibarengi dengan doa. Setealh itu serahkan keputusannya kepada Allah, apa yang diberikan olehNya kepada kita, Jadi kita tidak usah takut, dan grogi atau galau saat ujian dan cobaan datang kepada kita. Semua itu sudah diukur oleh Allah tidak akan melebihi batas kemampuan dan kesanggupan kita untuk menghadapinya

Menghadapi Ujian dan Cobaan 
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 214:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Demikianlah kata pasti yang tak mungkin diubah-ubah sebagai sunnatullah, bahwa seseorang tak mungkin dengan mudah akan masuk surga tanpa adanya derita dan cobaan. Memang adalah suatu konsekuensi logis yang harus diterima oleh setiap insan tanpa pandang bulu, akan menghadapi cobaan. Hidup ini pasti diwarnai dengan derita dan cobaan dalam berbagai bentuk.
Tak seorang pun yang lepas dari padanya. Mau hidup berarti mau pula menerima cobaan dan menghadapi cobaan itu dengan banyak cara. Hidup tanpa cobaan bukan di dunia tempatnya, kelak di sorga Ilahi. Di akheratlah cobaan baru bisa berhenti. Bagi mereka yang medapatkan ampunan Allah akan hidup di sana dengan tenang dan bahagia.
Memang seharusnya seorang muslim memahami benar hidup ini, sebagai medan perjuangan untuk menentukan dan mewarnai hidupnya kelak di kemudian hari. Allah telah memperingatkan dengan jelas dalam surat Al-Ankabut ayat 2:
“Adakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja dengan mengatakan: “Kami telah beriman,” Padahal mereka belum lagi mendapatkan cobaan.”
Seorang muslim akan merasa hambar hidupnya, tak enak dan tak lezat dan tak ada manisnya bila tak ada cobaan dan rongrongan. Dalam menghadapi cobaan,  ia harus sabar dan tahan menderita seraya mujahadah dan berjuang untuk keluar darinya. Berusaha mencari jalan keluar dari cobaan yang menimpa dengan penuh tawakkal. Maka sikapnya itu merupakan tabungan yang tersimpan yang akan diterimanya kelak di kehidupan yang kekal dan abadi.

Karenanya cobaan dan derita hidup disambutnya dengan napas lega dan lapang dada, sambil berserah diri kepada Allah sepenuh hati dengan keyakinan penuh ia percaya bahwa derita itu ditimpakan kepadanya tiada lain hanyalah karena:
Seorang muslim akan senantiasa mengusahakan agar ada keserasian antara ucapan dan tindakannya. Ia tak mau menjadikan dirinya sebagai hamba Allah yang berdusta. Lantang dan lancar tutur lidahnya tetapi lancang hati dan tindakannya di kala cobaan dan derita beraksi menantang.
Seorang muslim karena imannya, tak merasa heran berhadapan dengan kehadiran cobaan di tengah-tengah hidupnya yang mau tak mau mesti datang dan tak dapat dielakkannya. Maka ia pun siap menanti dengan pendirian yang kuat dan tekad yang membaja.  Sebab itu betapa pun berat cobaan yang menghadang, ucapannya tak akan berubah, tekad hatinya tak akan luntur dan sikapnya tidak akan goyah.

Kaum muslimin yang berbahagia.
Seorang muslim dengan segala daya dan upaya akan melalui cobaan dan derita dengan sabar dan tawakkal sekalipun resikonya berat sekali terhadap dirinya. Dalam keadaan apa pun seluruhnya dikembalikan kepada ilmu dan iradat Allah SWT. Kudrat dan iradat-Nya saja yang akan menjatuhkan vonis keputusan sebagai “Qadar yang tertentu” yang telah diaturnya terlebih dahulu.
Seorang muslim setelah berikhtiar tindakannya hanya sekedar berdoa dan pasrah kepada Allah SWT.

Dalam menghadapi ujian dan cobaan, seorang muslim tak akan meminta agar dihindarkan dari cobaan sama sekali, karena memang cobaan itu harus ada. Kita pun harus menyadari bahwa cobaan dan ujian bermacam-macam yang semuanya mengandung hikmah yang mendalam bagi kita sebagaimana hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya besar kecilnya pahala, tergantung dari besar kecilnya cobaan, dan kalau Allah sayang kepada satu kaum, Ia senantiasa akan mengirim cobaan. Maka barang siapa yang rela menerima cobaan itu berarti ia mendapatkan ridha Allah. Tetapi barang siapa yang marah karena mendapat cobaan, berarti ia akan mendapat murka Allah.” (HR Ibnu Majah).
Yang penting bagi kita adalah kapan saja kita menerima suatu cobaan, maka kita hadapi dengan tabah disertai dengan ikhtiar untuk mengatasinya kemudian tawakkal berserah diri kepada Allah untuk menantikan keputusannya. Akhirnya sebagai kesimpulan pembicaraan kita ini:
1. Orang-orang yang beriman akan diuji dan dicoba dengan bermacam-macam cobaan dalam hidup ini.
2. Cobaan itu telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu.
3. Dengan cobaan itu akan tersisih antara emas dan loyang, antara padi dan antah.
Sebagai penutup, marilah kita renungkan firman Allah SWT:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan dengan suatu ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.” (Q.S. Al-Baqarah 155-156).

Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah SWT. untuk menghadapi cobaan dengan sabar dan tawakal . Amin