RAHASIA SUKSES BISNIS ROSULULLOH SAW

" Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan. "  

PEMIKIRAN ekonomi Islam diawali sejak Muhammad SAW dipilih sebagai seorang Rasul (utusan Allah). Rasulullah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum (fiqh), politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau ekonomi (muamlah). Maslah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian Rasulullah yang harus diperhatikan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasullullah bersabda “kemiskinan membawa orang kepada kekafiran”.
Maka upaya mengantas kemiskinan merupakan dari kebijakan-kebijakan social yang dikeluarkan Rasulullah. Selanjutnya kebijakan-kebijakan tersebut menjadi pedoman oleh para penggantinya Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib dalam memutuskan masalah-masalah ekonomi. al-Qur’an dan al-Hadis digunakan sebagai dasar teori ekonomi oleh para khalifah juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata perekonomian Negara.
• Pelaksanaan Sistem Ekonomi Arab Jahiliyah dan Pada Masa Pemerintahan Nabi Muhammad SAW (571-632M)
Sebelum menjadi nabi, Muhammad adalah seorang pedagang sukses yang dijuluki Al Amin. Lebih dari 20 tahun beliau berkiprah di bidang perdagangan, sehingga mampu membangun jaringan bisnis hingga ke Yaman, Syria, Irak, Yordania dan kota-kota lainnya di Jazirah Arab. Karirnya meningkat setelah dipercaya sebagai mudharib (fund manager) seorang saudagar besar bernama Khadijah. Dalam Sirah Halabiyah dijelaskan bahwa Muhammad sempat melakukan empat lawatan dagang untuk Khadijah. Selain perjalanan bisnis, dia juga terlibat dalam urusan dagang yang besar, selama musim-musim haji di festival dagang Ukaz dan Dzul Majaz. Sementara di luar musim haji, Muhammad sibuk mengurus perdagangan grosir pasar-pasar kota Mekkah.
Dalam menjalankan bisnisnya, dia menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang jitu dan andal sehingga bisnisnya tetap untung dan tidak pernah buntung. Prinsip-prinsipnya, antara lain jujur, setia dan profesional. Dengan prinsip-prinsip etika bisnis tersebut, dia berhasil meraih kepercayaan konglomerat-konglomerat Arab. Inilah dasar kepribadian dan etika bisnis yang dipraktekkan Muhammad sehingga bisa menjadi semacam money magnet bagi taipan-taipan Arab kala itu, di samping juga menjadi medan magnet yang mempengaruhi orang-orang yang ada di sekitarnya, dan masyarakat Arab pada umumnya.
Begitulah Kisah Rasul Allah Muhammad SAW yang selama masa Hidupnya pernah mengalami masa kejayaan dan beliau adalah Seorang pebisnis Sukses. Beliau menjalani hidup sebagai pebisnis sukses selama 28 Tahun, mulai dari usia 12 tahun hingga 40 tahun. Dan selebihnya adalah masa keRasulan sebagai suri tauladan kita semua sebagai umat Muslim.
Apa saja Nilai warisan yang bisa kita Tiru dari Rasul yang bisa kita ikuti sebagai pengikutnya, Khususnya untuk seorang Hambanya yang menjadi Pengusaha sebagai Orang yang mencari Nafkah.

Semasa Mudanya RasulAllah ini Sudah berkenalan dengan Bisnis dari Usia Dini, Dimulai dari menggembala Kambing. Lalu Bisnisnya ke-Level yang lebih tinggi, Pada waktu itu Beliau masih berusia 12 Tahun dan Beliau di Ajak oleh pamannyaAbu Thalib untuk berdagang di Negeri Syam. Disitulah Awalannya Nabi Muhammad SAW mengenal Bisnis secara serius, dan Menjadi Enterprenur Sejati. Hingga beliau mendapat reputasi yang sangat baik bagi penduduk Negri tersebut. Reputasi-reputasinya adalah sebagai Orang yang Terpercaya (Al-Amin) di dalam Perdagangannya maupun di Kehidupan sehariannya. Pada usia 17 Tahun Nabi Muhammad SAW sudah di beri mandat penuh oleh pamannya untuk Berdagang dari dagangannya. Hingga usia 20 tahun beliau sudah hampir menguasai Pusat Bisnis Global di Jamannya. Kalo sekarang ( Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman). Rahasia-rahasia Bisnis Nabi Muhammad SAW  Itu, Hingga sekarang Masih di Gunakan dengan Prinsip-prinsip Bisnis Modern di Dunia saat ini. Dan juga mengajarkan kita sebagai Umat Muslim untuk menjadi seorang Enterprenur Sejati dan Berakhlak Sebagai Makhluk Allah SWT. Dan menjauhkan Bisnis Kita hanya dari Keuntungan Semata (KAPITALISME).…

Semua tahu, siapa yang mengikuti sunnah Rasul akan makmur hidupnya dunia maupun akhirat. Nabi Muhammad SAW atau Rasulullah ini dulunya adalah pedagang yang sukses. Tidak hanya sukses di negara Arab, tetapi juga sukses berbisnis di luar negeri. Menurut sejarah, Rasulullah sukses berbisinis di 6 kota diantaranya adalah  Syam (Syuriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Semuanya dijalanin oleh Rasulullah dengan hasil yang sangat memuaskan, bahkan tidak merugi.
Walaupun Rasulullah adalah seorang nabi yang harus menyampaikan perintah Allah, tetapi Rasulullah tetap berdagang untuk memenuhi kebutahan sehari-harinya. Bermodalkan berbagai sumber, tim Studentpreneur berusaha menganalisa bagaimana sebenarnya cara berbisnis ala Rasulullah yang baik. Semoga bermanfaat Sobat Studentpreneur!
Jujur
Rasulullah mendapatkan gelar Al-Amin atau yang terpercaya. Dalam menjalankan bisnisnya, Rasulullah selalu mengutamakan kejujuran. Pada waktu jaman Rasulullah berdagang, Rasul mendapatkan barang dagangan dari konglomerat yang bernama Khadijah, yang kemudian menjadi istri dari Nabi Muhammad terpikat dengan kejujurannya. Nabi Muhammad tidak hanya jujur kepada rekan bisnisnya, tetapi juga kepada para pelanggannya. Rasulullah selalu menjelaskan apa adanya keunggulan dari barangnya dan juga kelemahan dari barangnya tersebut.
Bahkan, kejujuran dari Rasulullah itulah yang menjadi ciri khas atau brand dari bisnisnya tersebut. Banyak orang yang tertarik dengan bisnis Rasulullah karena kejujurannya. Jadi kalau ditanya apa yang menjadi keunggulan dari bisnis Rasulullah, adalah kejujurannya. Sebagai pembeli, kita tentu akan memilih pedagang yang sudah terkenal jujur, karena merasa aman dan tidak akan ditipu.
 Sopan santun dan hormati pelanggan
Rasulullah menganggap semua pelanggannya adalah saudaranya. Seperti yang dikemukakan oleh Rasulullah, ‘Sayangilah saudaramu layaknya menyayangi dirimu sendiri’. Konsumen adalah raja, selalu perlakukan konsumen Anda dengan baik, sopan santun dan selalu hormati pelanggan.
Rasulullah juga menganggap segala keuntungan yang didapat adalah hadiah dari usaha kita. Ketika seseorang seseorang terbantukan dengan produk yang Anda jual, itulah seharusnya inti dari berbisnis ala Rasulullah. Kepuasaan konsumen adalah nomor satu.
Tepati janji
Seperti firman Allah di ayat di QS Al Maidah 1, ‘Wahai orang-orang yang beriman penuhilah janjimu’.
Rasulullah dalam berdagang selalu menjaga kepercayaan pelanggan, diantaranya adalah selalu menetapi janji. Beberapa pelanggan yang meminta barang atau memesan barang selalu ditepati janjinya oleh Rasulullah. Nabi Muhammad SAW selalu mengedepankan tanggung jawab kepada pelanggan dan integritas yang tinggi. Barang-barang yang dipesan oleh pelanggan akan disiapkan dan dikirimkan tepat waktu oleh Rasulullah.
Inilah yang juga harus Anda lakukan, ketika sudah ada perjanjian kepada partner atau pelanggan, usahakan Anda selalu menaatinya. Walaupun perjanjian tersebut tidak ada hitam diatas putih, Anda juga harus selalu menataai janji tersebut. Ingat, kepercayaan pelanggan bertahun-tahun yang hilang akan sulit didapatkan kembali.
Jangan jual produk yang buruk
Rasulullah selalu mengajarkan untuk memilah mana produk yang baik dan produk yang buruk. Bahkan Rasulullah tidak pernah menjual produk yang kualitasnya rendah atau tidak pantas dijual. Dengan begitu, Rasulullah dapat selalu menjaga mutu barang-barang yang dijualnya. Disamping itu, Rasulullah selalu mengelompokkan harga barang sesuai dengan kualitasnya. Harga barang yang kualitasnya baik akan dihargai lebih mahal dibandingkan dengan kualitas yang biasa saja.
Dalam suatu kisah, Rasulullah pernah marah kepada seorang pedagang karena menyembunyikan jagung yang basah diantara jagung yang bagus. Jagung basah tersebut seharusnya diletakkan diatas karena pelanggan harus tahu. Trik ini sangat dihindari oleh Rasulullah karena bisa menipu pembeli.
Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain
‘Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain’ HR Muttafaq
Itulah yang dikatakan oleh Rasulullah kepada pengikutnya. Karena prinsip berbisnis adalah memuaskan pelanggan, bukan mematikan bisnis orang lain. Anda tidak perlu juga mengatakan bahwa bisnis si A lebih jelek dari pada bisnis Anda sendiri. Anda harus menonjolkan kualitas produk Anda, dan biarkan pelanggan yang menilai. Karena rejeki sudah ada yang mengatur bukan?
Dilarang menyimpan barang
Di dalam agama islam, menyimpan barang agar mendapatkan keuntungan dikemudian hari disebut ihtikar. Misalnya Anda mempunyai cabai, lalu Anda menyimpang cabai tersebut untuk dijual di kemudian hari karena harga cabai yang murah. Ini tidak diperbolehkan didalam islam karena menimbun. Jika memang kondisi harga seperti itu, ya Anda harus menjual dengan harga seperti itu.
Membayar upah para pekerja secara tepat waktu
‘Berikanlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya’
Itulah yang diucapkan Rasulullah. Sebelum kering keringatnya adalah jangan menunda-nunda gaji atau upah karyawan. Ketika Anda menggaji karyawan setiap tanggal 25, usahakan selalu tepat waktu. Dan pembayaran upah atau gaji harus sesuai dengan kerja yang dilakukan. 
Bisnis tidak boleh mengganggu ibadah
Allah tidak menyukai orang yang terlalu sibuk berdagang sehingga melupakan kewajibannya, yaitu beribadah. Kebanyakan orang berdagang atau bekerja terlalu keras sehingga lupa waktu sholat dan bahkan lupa untuk membayar zakat. Usahakan Anda selalu menyempatkan waktu untuk sholat dan membayar zakat.

Nah, itulah nilai-nilai yang bisa diambil dari berdagang ala Rasulullah. Memang tidak ada manusia yang bisa menandingi kehebatan Rasulullah, namun kita harus berusaha untuk menjadikan beliau sebagai panutan dalam berbagai hal, termasuk berbisnis.